Pertama kali datang ke negara subtropis, salah satu hal yang membuat terkagum-kagum adalah siangnya yang panjang sekali. Bila di Indonesia saya berusaha pulang ke rumah sebelum gelap, maka kali ini saya sedikit lebih santai karena gelap baru datang setelah jam sembilan (magrib waktu setempat).
Kami beruntung mendapatkan hotel yang terletak di pusat kota sehingga memudahkan untuk pergi ke mana saja. Homewood Suites, hotel kami itu, terletak di Massachussets Avenue tepat di Thomas Circle. Stasiun subway dan bus shelter tersedia dalam walking distance dari sana. Tapi malam pertama di Washington, DC itu kami habiskan dengan menjelajahi kota berjalan kaki dengan santai saja.
Jetlag? Sama sekali nggak kerasa! Mungkin kami terlalu excited karena bisa mengalami perayaan Independence Day-nya Amerika Serikat pada keesokan harinya. Ya, memang hari berikutnya adalah tanggal 4 Juli dan kami diundang untuk ikut menyaksikan pawai 4th of July di Washington, DC! Wow wow penasaran banget pingin tau seperti apa perayaan kemerdekaan negara lain. Apakah ada karnaval baju adat dan lomba-lomba seperti di Indonesia?
Minggu pagi 4 Juli, kami sudah bersiap di lobi. Mobil sewaan sudah menunggu dan siap mengantar kami ke perayaan di Bethesda, States of Maryland. Inilah pagi pertama kami di Washington, DC Amerika Serikat. Cuacanya cerah dan sungguh bersahabat. Rapinya jalanan dan bangunan di Washington, DC terlihat jelas dan menambah kekaguman saya kepada kota ini. Dalam perjalanan menuju Maryland, kami melewati Embassy Row, jalanan tempat berkumpulnya banyak gedung kedutaan berbagai negara. Kedutaan Besar Indonesia juga terletak di sana. Kami juga melewati deretan bangunan berbata merah yang khas, terlihat kontras dengan pemandangan hijau pepohonan di sekelilingnya.
Sesampainya di Maryland, kami segera menuju rumah Joanne Huskey yang mengundang kami ke sana. Rumahnya terletak di tengah neighborhood yang terlihat nyaman dan bersih. Rumah-rumah terlihat tidak berpagar seperti yang sering terlihat di film-film. Mungkin lingkungan ini aman sehingga tidak memerlukan pagar rumah untuk menjaga diri? Atau ada sistem pengamanan lain yang lebih canggih? Bisa jadi.
Joanne dan keluarganya menyambut kami dengan ramah. Dia nggak bisa nutupin kagetnya karena kami bisa hadir ke perayaan itu. Disangkanya kami masih jetlag dan masih perlu beristirahat. Well, saya juga heran bugar sekali kami saat itu. Setelah ngobrol di taman belakangnya yang rapi (I wish I have that beautiful backyard!), kami berangkat ke tempat parade berlangsung beberapa blok dari situ.
Di rumah-rumah yang kami lewati, terlihat beberapa stand jualan limun alias lemonade. Anak-anak membuat limun sendiri, memajangnya di meja depan rumah dan menjualnya untuk berbagai kepentingan. Saudara Joanne bercerita, jualan limun sudah menjadi tradisi sebagian warga Amrik dari dulu, bahkan sejak dia masih kecil. Itu berarti lebih dari 50 tahun lalu. Tradisi menjual limun ini sering saya temukan dalam cerita Donal Bebek dan beberapa film Amerika. Nggak sangka suatu hari saya bisa nyobain minum di sana. Kami membeli limun dingin dari anak-anak yang mengumpulkan uang untuk disumbang ke ASPCA, organisasi yang menentang kekejaman terhadap binatang. Cocok. 😀
Paradenya tidak sebesar yang saya kira, karena rupanya memang pesertanya adalah warga lokal komplek tersebut. Anak-anak dan orang dewasa menggunakan kostum bernuansa merah, putih dan biru dan menghias kendaraan mereka dengan warna-warna tersebut. Patriotic colors. Dipimpin oleh seorang “Paman Sam” yang masih tampak muda, parade ini bergerak sambil membagi-bagikan hadiah kecil. Nyawer istilahnya mah. Dari mulai gerobak kayu untuk anjing, sepeda berhias kertas krep, BMW coupe yang lucu sampai mobil pemadam kebakaran ikutan pawai.
Atraksi dari pawai itu sendiri nggak terlalu bervariasi. Ada “Paman Sam” yang berpidato sepanjang jalan, tapi saya juga nggak ngerti pidatonya tentang apaan. Hal yang menarik adalah ternyata pawai tersebut nggak murni perayaan senang-senang. Ada sejumlah orang yang sekalian berkampanye untuk berbagai tujuan, mulai dari setingkat county hingga kongres. Mereka menyapa warga dan berkenalan dengan kami juga. Pendukungnya membagi-bagikan materi kampanye. Meski saat itu mereka berada di acara yang sama dengan rivalnya, tapi suasananya adem-adem saja.
Pawai bergerak ke Woodacres Park di mana kami kemudian makan siang bersama-sama, lesehan di taman. Warga bisa membeli burger, hotdog, barbecue, chips atau soda menggunakan kupon seharga 1 dollar. Pesta taman ala Amerika banget!
Siang sampai sore kami habiskan dengan berkunjung ke sejumlah landmark Washington, DC: Washington Monument, White House dan Smithsonian Museum yang terletak di National Mall. Soal bangunan-bangunan ini (mungkin) akan saya ceritakan lain kali. Teriknya DC saat itu tidak menghalangi ratusan ribu orang untuk berjalan kaki dan berwisata di sana. Beragam warna kulit, bermacam bahasa dan suku bangsa kumpul di sana, di hari istimewanya bangsa Amerika.
Sudah lazim bahwa perayaan 4th of July di Amerika Serikat ditutup dengan pertunjukkan kembang api. Puncaknya dilaksanakan di National Mall. Tentu saja ribuan orang sudah menuju ke sana sejak sore berbekal selimut untuk alas duduk di rumput. Tapi kami yang sudah terlalu lelah untuk balik lagi ke National Mall memilih untuk melihat kembang api dengan duduk di rerumputan Thomas Circle, menikmati gemerlapnya yang tidak lebih lama dari 40 menit. Hari yang menyenangkan.
Foto 4, 7 & 9: oleh Putra
Tulisan selanjutnya:
City tour di Washington, DC: The Capitol, Lincoln Memorial sampai Newseum
he, itu yg nebeng kampanye kok naek bmw seri z? bmw kan mobil jerman 😛
Waaah klo di sana orang dewasa ikut pawai jg ya. Klo di sini mah palingan cuma nganterin anak2nya aja, ngasuh, hehehe
postingan mbak dita bikin saya iri, hehe …. kapan bisa berkunjung ke negeri paman sam, yak, hehe …. selamat menikmati suasana washington dc, ya, mbak, jangan lupa oleh2 postingannya di blog ini, hehe ….
selalu terkesan ketika membaca kisah dari negeri seberang.
tingkatkan terus prestasimu dit
Postingan menarik, serasa ikut menikmati suasana disana…..
Ya…komentarku ditelan akismet ya?
@ fahmi: mungkin BMW seri Z itu terlihat lebih cool ketimbang chevy hehehe
@ anggi: bersenang-senang nggak kenal batasan usia, kan? Kostum dan peran di paradenya aja yang berbeda
@ sawali tuhusetnya: semoga Bapak bisa ke sana juga ya, Pak. Ya Insya Allah saya akan mengupdate ceritanya secara berkala
@ wong kam fung: terima kasih, Mas. Nantikan cerita selanjutnya yaa…
@ edratna: sedang belajar menulis cerita perjalanan, Bu. Senang rasanya kalau ada pembaca yang bisa menikmati tulisan saya 🙂
Tante momod jln2 mulu, xixixixi..
Dah balik lom??
Ya ampun kerennyaaaa… Belanda gak pernah dijajah jadi gak ada perayaan keren macem begini 😆
Caption “enaknya sambil pacaran” itu sekalian curhat? *ngikik*
waw keren non 🙂
kapan y bisa kesana hehehe
ceritanya menarik neeh
salam kenal
Perayaan agustusan di Indonesia udah gak semeriah dulu…
Hmm tertib banget yah di amerika? Fotonya bagus-bagus deh, Dita.. I like it! 🙂
Jadi pengen kesana deh.. hihi.. :p
@ jimbo: udah balik, Om! Tar 2 minggu lagi kita buka puasa bareng yah yaahh 😀
@ christin: tapi Belanda malah menjajah Indonesia, meneer!! Ih siapa yg curhat.. *siul-siul*
@ kangmas ian: mudah2an segera bisa ke sana ya, Kang
@ hitamputih: ya kalau tahun ini terutama karena lagi bulan puasa hehehe
@ dhanis: sebagian besar tempat yg kami singgahi memang tertib. Sip, more photos ready to be uploaded!
fotonya bagus2 🙂
kyknya seru bgt yak..jadi pengen kesana ..hehehe
Hiks baca blog ini isinya jalan2 terus, jadi pengen hiks.. hiks…
mengomentari mobil pemadam kebakaran.
hmmm.
pas pawai sekalian klo ada kebakaran rekasinya bisa cepat langsung ke tkp.
hahaha
~rully
wah hebat bisa dapat undangan ke perayaan 4 Juli
@ krupuk: terima kasih 😀
@ julicavero: iya seru banget, ke sana deh..
@ are: saya juga nulis cerita jalan-jalan ini jadi pengen jalan-jalan lagi hiks.. 😥
@ rully: bisa jadi begitu… ‘kan di pesta taman ada acara panggang barbecue :p
@ sashimiboy: ehm, ini bagian dari undangan belajar di Amerika sih..
kayaknya malam di sana lebih seru ya apalagi kembang apinya itu 😀
wah disana sampai bawa selimut segala utk menikmati kembang api…
mungkin saking bersihnya jadi gak masalah bawa selimut….
kalau bawa selimut disini (ina) mungkin pada gatal-gatal….
wah … bikin iri nich …
sekarang sudah di tanah air mbak?
wah… kinclong tuh… bandingkan dengan di LA(Lenteng Agung) :))
Ngga sabar pengen kesana… ntar kita di Washington Suites.. semoga ceritanya juga bisa dibagi ya
@ orange float: serunya beda sih.. Saya belum sempet cerita bagian serunya jalan2 di National Mall pada perayaan 4th of July sih hehe
@ karzanik: hahaha ya tapi tetap saja nanti selimutnya harus dipake. Mungkin karena saat itu lagi summer jd nggak ada becek di rumput. Lagian kalau kotor tinggal di-laundry, nggak repot
@ gadgetboi: iya sekarang udah kembali ke Indonesia
@ fanoy: mudah2an LA versi Indonesia bisa sebersih Washington, DC
@ lebah cerdas: wah keren itu Washington Suites, dekat sungai Potomac! Bisa lihat Pentagon juga kalau nggak salah.. Sip, ditunggu ya ceritanya
Salam Kenal dariku, nice artikel 😀 Sekalian mau bilang Met Puasa bagi yang puasa. Met sejahtera bagi yang gak njalanin. Semoga selamat & damai dimuka Bumi. Amin 😀
Kapan ya bisa kesono jg.. Negri org kok beda bgt dg negri kita ya..??
O ya, salam kenal ya non Dita..
hua…
enaknya di WDC
Ngiler Ngacay Ngences luber semua yg jorok2 ye gara2 kpengen
di Bandung tinggal dikit tempat yg bgituan,, klo ada pawai jg yg nonton dikit
ditunggu jajal nya yg masih di Indonesia tp suasana Amrik yah
buktiin kita jg masih ada tempat asyik & keren
😀
wah nondita lama tidak posting ternyata sudah menjadi wanita sukses.
brarti pesta blogger 2010 jd anchor lagi non?
Semoga nanti malam aku bermimpi pergi ke Amerika, asyik!
Kapan ya bisa kesono jg.. Negri org kok beda bgt dg negri kita ya..??
O ya, salam kenal ya non Dita..
Pingback: Kopdar di Wabito Ya Ramen | nonadita