
Liburan Tahun Baru Cina lalu, saya dan beberapa teman kumpul-kumpul dan makan bersama. Berawal dari obrolan di Twitter, kami bikin kopdar spontan di Cafe Dedaunan, Kebun Raya Bogor. Yaayy!
Sore itu, Bogor sejuk setelah bermandi hujan sedari siang. Untuk kawan-kawan Cina, hal ini membahagiakan mereka karena pertanda banyaknya rejeki di tahun yang baru dimasuki. Namun bagi saya, Imlek tidak beda dengan hari libur lainnya di bulan Februari. Tentu karena di kota ini hujan turun hampir setiap hari! Jalanan tidak sepadat hari libur biasanya. Mungkin momen long weekend dimanfaatkan banyak orang untuk keluar kota atau beristirahat di rumah saja.
Kami janjian untuk ketemuan di Cafe Dedaunan. Chic, Joey dan Vio janjian sama Utet di Jakarta. Saya, Suprie dan Gage yang tinggal di Bogor datang sendiri-sendiri. Saya masuk jalan kaki lewat pintu Kebun Raya di seberang Pangrango Plaza, pintu yang dikhususkan untuk pengunjung Cafe Dedaunan. Sebelum masuk, Satpam menanyakan apakah saya mau ke Cafe Dedaunan. Kalau mau ke Cafe Dedaunan, memang nggak perlu bayar tiket masuk Kebun Raya.
![]() |
![]() |
Jalanan menuju Cafe sepi. Bau tanah dan dedaunan basah menyeruak ke penciuman. Indah & hijaunya Kebun Raya yang lama saya tidak kunjungi. Dua pasang ABG terlihat sedang jalan sambil berpegangan tangan, sesekali bercanda dan berangkulan. Beberapa obor berbaris di tepi jalan kecil menuju Cafe Dedaunan. Seorang petugas naik motor untuk menyalakannya satu demi satu. Dua puluh meter sebelum Cafe, gerimis tiba-tiba datang! Saya berlari-lari kecil supaya nggak terlalu kebasahan. 😀
Kopdar bersama mereka selalu seru! Kami berfoto-foto dengan pose yang lucu dan berbagi cerita plus gosip-gosip baru. Tapi namanya kopdar blogger selalu aja ada “gangguan”. Ketika dulu Plurk & Twitter jadi menjauhkan teman yang sedang berdekatan, kali ini Instagram jadi pemecah perhatian!
Cemilan di Cafe Dedaunan
Cafe Dedaunan menyediakan makanan khas Indonesia dan western food. Ada sop buntut, nasi Bali, nasi ulam dan rijstafel. Western foodnya ada poffertjes, mix grill dan roll chicken. Kami pesan bermacam cemilan: poffertjes, pisang goreng, calamari dan french fries. Calamari yang empuk ada wortel goreng tepungnya juga. Jadi kalau keambil yang panjang, nah itu bukan cumi. Pisang gorengnya disiram susu putih dan bertabur keju parut yang banyak banget. Banyak. Rasa kejunya jadi dominan.
Saya minum Ice Coffee Latte Mocha. Rupanya kopi tersebut dari Bengawan Solo Coffee. Mungkin memang minuman kopi di sana disuplai oleh Bengawan Solo. Selain es kopi, ada aneka smoothies dari beragam buah. Tapi saya nggak sempat cicipi. Mungkin Mbak Chic yang bisa cerita lebih banyak.
Kami menikmati sore yang mendung dan sejuk itu dengan menunggu matahari terbenam (tsaahh…). Cafe ini memang menghadap ke Barat. Jingganya matahari bersembunyi di balik awan mendung yang memayungi lapangan rumput yang hijau. Cakep.
Makan Malam di Daiji Ramen
Selepas maghrib, kami beranjak ke Daiji Ramen untuk makan malam. Daiji Ramen adalah warung ramen terbaru (dan pertama) di Kota Bogor. Letaknya di Jl Pajajaran Indah (tanjakan menuju Villa Duta), dari Pajajaran belok kiri di plang Wisma Rengganis.
Rumah makan ini ada dua bagian: bagian mirip yatai (yang lebih kecil) dan ruangan yang lebih besar seperti rumah makan lain pada umumnya. Di bagian yatai ini, suasananya lebih “Jepang dan kita bisa melihat langsung proses pembuatan ramen.
Ada empat jenis ramen berdasarkan kuah: Daiji, Shoyu, Sapporo dan Miso Ramen. Toppingnya juga bisa dipilih dari tempura, tori (ayam) katsu, beef, dll. Waiter selalu menyarankan Daiji, resep khas dari Daiji Ramen yang terasa lebih creamy. Namun favorit saya adalah Shoyu Ramen dengan topping tori katsu. Shoyu Ramen berarti pake kuah dari kecap asin Jepang. Gurihnya pas, menurutku.
Kopdar wisata kuliner kami selesai di Daiji Ramen. Sebentar amat? Iyalah, besoknya Harpitnas dan kami semua harus kerja. Kopdar singkat yang ngeboost semangat!
pertamaaaaxx!
Pingback: Tweets that mention Kopdar di Cafe deDaunan & Daiji Ramen, Bogor | nonadita -- Topsy.com
Kok aku yang cerita lebih banyaaaak? Aku kan ndak minum smoothies buah. Aku cuma makan calamary, kentang goreng, poffertjes dan nyolong pisang goreng keju mu separuh.. #eh
Wah sudah lama sekali ga ke kebun raya, terakhir mungkin waktu SMA. Saya orang bogor malah jarang ke sana ya, ke istananya aja belum pernah masuk 😀
Perlu dicoba nih kapan2 makan di Cafe Dedaunan 🙂
saya malah cuman bisa liat di tipi…
kalau pas kesana cuman numpang lewat aja 😀
hmmmm….sejuk sekali
pemandangan alam sekitarnya keren banget..pasti betah kalo berkunjung ke cafe nya
wah asik bgr nich, boleh dong kalo ada kopi darat mau ikutan nich … ok sukses ya !
info aja , kalo foto view bisa di coba juga dengan angle frog eyes alias kamera taruh dibwh kaki dech, kan beda ya ? sekedar tips ya ..
salam,
ariady sugita
kira2 di cafe dedaunan ini skrg banyak ulet bulu ngga ya?
bagus tempatnya buat foto..
ajak aku dong ditong kesana pwis!
Hmmm … senang berkunjung ke kebun raya .. eh ke blog anandita..
Jadi pengen jalan-jalan ke bogor
Wouwww,,pemandangannya hijau sekali.kerennnn