Mengunjungi Gateway Arch, Gateway to the West di Saint Louis

Saint Louis, sebuah kota di Missouri, tidak dilafalkan sebagai ‘sanc luie’ melainkan ‘saint lois’. Jadi, jangan membacanya secara keperancis-perancisan seperti saya ketika belum tahu hehehe.

Awalnya, saya kira St. Louis adalah kota kecil. Ternyata St Louis adalah salah satu kota penting di Midwest yang terkenal karena pendidikannya. Ada banyak perguruan tinggi di sini.

Mengunjungi Gateway Arch, Gateway to the West

Pada hari pertama di St Louis, kami mengunjungi salah satu monumen terkenal di tepi sungai Mississippi. Gateway Arch, sebuah bangunan berbentuk parabola yang berlokasi di Jefferson Memorial Park. Gateway Arch, sering disebut sebagai gateway to the west, mulai didirikan pada tahun 1963 dan selesai pada tahun 1965 sebagai monumen yang melambangkan ekspansi Amerika Serikat ke arah barat.

Dari jauh, kami sudah bisa melihat bentuknya yang unik dan berkilau. Nggak heran, bangunan ini berwarna silver berlapis stainless steel tahan karat. Bentuk dan unik dan dimensinya yang luar biasa menjadikan Gateway Arch sebagai monumen berbentuk lengkungan tertinggi di dunia.

Banyak orang yang berfoto atau sekadar duduk-duduk saja di taman sekitar Arch. Tiket masuk ke dalam Jefferson Memorial di kolong Arch sebesar US$10. Dengan tiket tersebut, kita bisa mengunjungi museum dan naik life kecil berbentuk kapsul ke puncak Arch. Sebelum naik ke kapsul, kami sempat melihat dan mendengar penjelasan mengenai sejarah Arch.

Di kolong Arch, terdapat Museum of Westward Expansion (yang tidak kami datangi), toko souvenir (yang agak *uhuk* mahal) dan diorama yang menceritakan sejarah pembuatan Arch. Ada juga bilik kecil yang menyediakan video pembangunan Arch dengan suara narator yang bisa didengarkan lewat telepon.

This slideshow requires JavaScript.

Antrian menuju kapsul rupanya panjang, tapi tertib. Menggunakan kapsul kecil yang hanya bisa memuat 5 orang, kami perlahan-lahan menuju puncak Arch. Awalnya saya sempat ragu melihat besarnya kapsul yang digunakan dan membayangkan berapa lama bisa tiba ke atas? Tapi akhirnya saya masuk juga, lah udah telanjur bayar tiket hahaha! Oh ya, ada assisstance untuk pengunjung yang takut ketinggian atau ruang tertutup. Kapsulnya memang kecil banget & tanpa jendela. Bagi pengunjung yang mengidap claustrophobia memang disarankan minta assistance sih karena sempit banget! Walaupun begitu, perjalanan ke puncak Arch tidak begitu lama hanya sekitar 10 menit. Ya, jangan dibandingkan dengan kecepatan lift pada gedung tinggi yang jauh lebih modern.

Dari jendela di ketinggian 132 meter (630 feet), kami bisa melihat pemandangan Missouri dan Illinois yang berada di seberang terpisah oleh sungai Mississippi. Ada juga foto yang menggambarkan suasana St Louis pada tahun 1965 dilihat dari tempat yang sama. Datang ke puncak Arch memang belum afdol kalau tidak berfoto dengan latar belakang kota St Louis hehehe.

Jalan-jalan Naik Metro di Saint Louis

Oh ya, pada malam pertama kami di St Louis, kami menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan di kotanya. Dari hotel, kami naik metro dari stasiun Metro yang terletak persis di belakang The Parkway Hotel tempat kami menginap. Central West End Station ini berada di kawasan kampus-kampus. Beberapa kampus yang terletak di dekatnya adalah Washington University School of Medicine, Saint Louis College of Pharmacy, Saint Louis Children’s Hospital, dan the BJC Medical Complex.

Metro yang dimaksud kali ini adalah Metrolink yaitu jaringan kereta yang menghubungkan stasiun-stasiun di kota. Selain Metrolink, ada juga Metrobus. Tapi orang-orang di sana kadang-kadang menyebut keduanya dengan satu kata saja: Metro. Jadi, bila tanya arah pastikan Metro mana yang dimaksud: kereta atau bis.

Seperti di Washington DC, pembelian tiket dilakukan secara self service melalui mesin penjualan tiket yang tersedia. Terdapat beberapa jenis fares, dari one ride ticket, two hours pass, weekly dan monthly pass. Tiket yang keluar kemudian discan ke scanner yang menempel di dinding di pintu masuk. Tapi tidak ada portal atau pintu tingkap yang menghalangi juga sih. Waktu itu, saya melihat beberapa mahasiswa yang langsung lari ke Metro yang baru datang tanpa menggesek tiketnya terlebih dahulu. Mungkin mereka adalah pemegang weekly atau monthly pass.

Metro yang kami naiki tidak begitu penuh, banyak penumpang yang –dari gayanya sih- sebagian besar mahasiswa. Ada sepeda yang dibawa seorang penumpang yang berdiri di sudut gerbong. Dari dalam Metro, saya melihat bagian kota St Louis yang rapi dan bersih. Banyak gedung tinggi yang sepertinya sudah berusia puluhan tahun.

Setelah dari Gateway Arch, kami menuju Delmar Loop Station. Delmar Loop adalah salah satu –katakanlah- distrik yang jadi pusat jajanan, aktivitas kebudayaan dan tempat hangout lokal. Sepi banget ketika kami tiba di sana sekitar jam 9 PM. Sebagian besar toko sudah tutup karena jam makan malam juga sudah lewat. Oh ya, ini salah satu hal menarik yang saya temukan di US tidak banyak tempat makan yang buka sepanjang malam. Alasannya adalah bayar tenaga kerjanya mahal!

Setelah menyusuri Delmar Loop yang sudah sepi itu, langkah kaki membawa kami yang sudah keroncongan ke sebuah restoran Cina kecil yang sudah mau tutup. Tampak dua orang perempuan Cina paruh baya yang sedang membereskan kursi-kursi dan akan menutup jendela. Untung-untungan kami lalu bertanya apakah masih ada yang bisa dimakan? Tak disangka-sangka, mereka nggak jadi tutup! Segera saja kursi disiapkan dan dapur kembali dinyalakan.

Mbak Rita membisiki, ”Mereka pasti mau buka lagi gara-gara ngelihat muka lo yang kayak Cina. Ngerasa ketemu sesama saudara di Amerika kali”. Saya tertawa dan bersyukur karenanya. Malam itu saya mencicipi masakan Cina terbaik yang saya rasakan selama berada di US. Nama restorannya: Chinese Noodle Cafe.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Are you human? * Time limit is exhausted. Please reload the CAPTCHA.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: