Kegiatan WFH: Mengurangi Hal di Daftar Wacana

Seperti sebagian besar penduduk di dunia, ini adalah minggu kesekian saya “terjebak” di rumah aja. Nggak deng, nggak terjebak. Memang traveling ke tempat baru hampir selalu menyenangkan, namun tinggal di rumah saja juga tak kalah nyaman. Meskipun terpaksa menunda sejumlah rencana bepergian, baik kunjungan rutin ke Bogor dan jalan-jalan ke uhm Jepang, namun ini adalah hal terbaik yang bisa dilakukan. So let’s just staying home to flatten the curve.

Tinggal dan menjalankan aktivitas sepenuhnya dari rumah bukan hal yang baru bagi saya. Sebelumnya saya pernah bekerja di digital agency yang mengijinkan karyawannya bekerja dari rumah. Itu sekitar 8 – 10 tahun yang lalu di mana WFH belum seumum sekarang. Meskipun terbiasa dengan rutinitas ngantor harian selama 8 tahun terakhir, tapi tidak perlu waktu lama untuk kembali ke mode ini. Intinya WFH bukan masalah.

Tapi namanya tinggal di rumah karena pilihan, dan karena keharusan tentu rasanya berbeda. Sebagai pilihan, tahun lalu saya mengambil cuti beberapa hari hanya istirahat untuk di rumah, beres-beres dan bonding dengan kucing. Tapi ketika tinggal di rumah sebagai sebuah keharusan, apalagi penyebabnya adalah pandemi yang mengancam keselamatan, tentu saja senewen nggak terhindarkan. Tapi saya mencoba mengurangi kecemasan dengan melihatnya sebagai kesempatan untuk mengurangi hal-hal yang ada di Daftar Wacana.

Ya, memang ada yang sejumlah hal yang selama ini selalu ada di dalam sebuah daftar. Daftar kegiatan yang nggak pernah terlaksana, selalu tertunda, senantiasa menjadi wacana dan lagi-lagi “nanti aja”. Dari tahun ke tahun daftar ini bukannya berkurang tapi malah bertambah panjang.

  1. Kembali menulis. Sekian tahun berlalu tapi di blog ini nggak pernah ada tulisan baru. Selalu ada ide tulisan, tapi begitu buka HP atau laptop rasanya cape nggak berenergi. So, rencana ngeblog lagi pun kembali pergi. I’m telling you kids, itu bagian dari resiko mengubah hal (yaitu social media dan menulis) yang tadinya hobi menjadi pekerjaan. Padahal beberapa tahun terakhir saya beruntung bisa datang ke banyak tempat baru, ataupun kembali mengunjungi negara jauh yang selalu dirindu.

    Maka, akhir pekan dan waktu luang akan dialokasikan untuk mengorek memori dan menjadikan ngeblog sebagai kegiatan yang menyenangkan lagi. Nulisnya di mana? Ya di blog yang ini.
  2. Membaca tumpukan buku baru. Numpuk buku ini kebiasaan sejak jaman kuliah. Sampai sekarang masih ada puluhan buku belum terbaca yang bahkan bungkusnya pun belum dibuka. Hoarding buku ini makin menjadi saat ada book sale, terutama sejak adanya Big Bad Wolf (BBW) di Indonesia. Hampir tiap tahun saya ke sana untuk berbelanja. Tiap kali melihat tumpukan buku terbungkus yang duduk manis di rumah, entah kenapa saya selalu punya perasaan bahwa akan ada saatnya saya bisa membaca buku kesukaan dengan tenang di rumah yang nyaman. Selalu begitu. Tak disangka mungkin ini kesempatan yang diberikan semesta.

    Untuk yang suka hoarding belanja buku, bulan ini Big Bad Wolf jualan online di Tokopedia mulai 27 April 2020. Ayo temani saya menumpuk membaca buku.
  3. Belajar hal baru. Ini simple harusnya. Asli. Awalnya saya berpikir masa nggak bisa sih memakai waktu 2-3 jam bermacet-macet di jalan setiap harinya untuk belajar hal baru lewat online course? Tapi nyatanya, ada waktu nggak selalu berarti ada energi. So kali ini, mungkin bisa. Harusnya bisa. Nggak mesti belajar hal yang benar-benar baru, tapi bisa juga update pengetahuan yang selama ini jadi bagian dari rutinitas.

    Jadi di blog ini saya mencatat beberapa link so far yang beredar di grup-grup WhatsApp dan (mungkin) saya akan kunjungi: online course standar semacam Coursera (ada daftar courses gratis selama quarantine) dan Udemy (banyak materi gratisan di sini), belajar SEO di MOZ Academy gratis pakai kode “wegotthis”, Google Digital Garage, Online Photo Classes dan ribuan free online classes dari universitas ternama. Untuk yang prefer pengajar dari Indonesia, bisa ikutan Mini Class dari PAKAR (saya sudah ikutan beberapa Mini Class-nya). Ridwan Hanif juga mendata sejumlah channel YouTube Indonesia untuk belajar banyak hal menarik di thread Twitter ini.

    Bahkan untuk ikutan online course ini saja, tampaknya harus bikin another list lagi untuk menentukan prioritas baru memilih mana yang paling menarik diteruskan.
  4. Berolahraga di rumah. Last time I had gym membership, I turned to be a donatur instead. It was hard really to drag my lazy bum to a gym. Tapi pandemi ini mengubah skala prioritas kita semua. Ini saatnya membersihkan, set ulang dan memakai eliptical bike yang selama ini nongkrong di living room rumah. Kini exercise pun bisa dilakukan sambil ikutan online class atau confcall di rumah. Oh ya, nggak lupa kini berjemur jam 9 pagi pun jadi kegiatan mandatory.
  5. Memulai meditasi dan (kembali) yoga. Yoga jelas bukan hal yang baru. Ada masanya saya rutin yoga setiap akhir minggu. Sejumlah praktisi yoga berbaik hati menghadirkan kelas online yang diikuti gratis melalui Instagram Live, di antaranya: Tio Rosalines, Pagi-pagi Yoga dan Susan Yohanes melalui akun TSC Serpong (Ci Susan merupakan instruktur yogaku tahun lalu). Lewat siaran mereka inilah saya kembali memulai yoga untuk sekadar melemaskan badan dan belajar mengatur pernapasan.

    Sedangkan hal baru yang saya coba adalah meditasi. Ringan aja, dimulai dengan guided meditasi singkat pada layanan Fitbit Premium dan mengikuti World Meditation pada channel Sri Ravi Shankar di YouTube atas rekomendasi teman. Beberapa kali saya mengganti kebiasaan nonton TV di malam hari dengan meditasi dan mendengarkan aliran napas sendiri.

Itulah hal-hal yang dilakukan selama home quarantine alias PSBB. Bukan hal-hal yang baru atau istimewa bagi sebagian orang, tapi ini benar-benar kesempatan bagi saya untuk melakukan hal-hal yang selalu tertunda. Lakukan saja hal yang menyenangkan selagi menjaga diri dan lingkungan tetap sehat dan aman.

Nggak pernah kebayang bisa sampai menyaksikan hal menakutkan seperti pandemi yang selama ini cuma diketahui sebagai bagian sejarah. Saya bersimpati pada mereka yang tetap harus ke luar rumah untuk bekerja dan menjaga lingkungan, terlebih terhadap mereka yang bekerja di garda terdepan penanganan pandemi. Semoga semua selalu aman dan terlindungi.

 

9 thoughts on “Kegiatan WFH: Mengurangi Hal di Daftar Wacana

  1. Horeee Nona Dita menulis lagi.
    Saya yang sebelum ada pandemi selalu bekerja dari (di) rumah pun tetap merasakan kebosanan, karena biasanya dengan bebas bepergian kalau lagi suntuk.
    Sekarang ya mau tidak mau harus mencari alternatif aktivitas untuk mengusir rasa bosan itu.
    Makasih sharingnya ya.

    1. Ya, Om. Bedanya dulu itu kita kerja dari rumah karena pilihan sekarang karena keharusan haha. So akhirnya balik lagi hobi lama yang sempat bertahun-tahun ditinggalkan alias ngeblog 😀

  2. sudah sebulan malah ku WFH, tapi ya karna dulu sudah biasa WFH ya ngga begitu pengaruh, walau sekarang lebih seneng kerja dari kantor. kalo bosen ya sebenernya bosen, tapi untungnya beberapa pekan terakhir warga sudah boleh jalan-jalan ke taman, setelah sebelumnya dilarang dan hanya boleh keluar untuk hal penting kayak belanja. cuma ya mulai sekarang kudu dibiasakan diri dengan new normal ini. karena seperti kata ibu kanselir, selama vaksin dan obat belum ditemukan, siap-siap hidup berdampingan dengan virus, termasuk dengan pembatasan dan segala aturan dan larangannya.

    1. Kalau aku senangnya kerja dari kantor, kalau bosan tinggal turun langsung nyampe ke mall haha.

      Hal yang nggak enak saat ini adalah perasaan cemas dan ketidakjelasan mengenai banyak hal.. and it’s really depressing.

  3. Di masa WFH ini malah boros. Karena banyak hal yang gak mandatory menjadi perlu dan mendesak. Contoh renov rumah untuk tutup ruang atas. Itu gak mandatory sebelumnya, karena gak ada yang pake. Semenjak WFH, itu jadi ruanganku dan akhirnya harus direnov. Belum pernak pernik komputer biar bikin WFH-ku lebih bearable

  4. Sama, Kak. Rencana pengen menamatkan buku-buku yang menumpuk itu. Tahun 2018 nemu sepuluhan buku di Bras Basah tapi baru beberapa yang selesai. Hahaha. Cuma, akhir-akhir ini lagu seru banget blogwalking. 😀

    Btw, terima kasih info BBW via Tokopedia-nya. Mudah-mudahan mereka jual buku-bukunya George R.R. Martin. Penasaran sama kelanjutan GoT. 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Are you human? * Time limit is exhausted. Please reload the CAPTCHA.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: